Pilkada 2017 di depan mata, arah
pembangunan Aceh Rayeuk ke depan akan sangat ditentukan oleh pemimpin yang akan
kita percayakan untuk memimpin Aceh Rayeuk nantinya.
Sebagai gambaran bahwa Pilkada akan
dilaksanakan serentak, untuk gelombang pertama akan dilaksanakan 9 Desember
2015 dan selanjutnya 9 Februari 2017 dan selanjutnya tahap berikutnya adalah
2018. Sebahagian besar wilayah Aceh ± 18 Kab/kota di Aceh kemungkinan akan
melaksanakan pilkada serentak yang gelombang ke-II (Februari 2017). Normalnya
adalah 6 bulan sebelum 9 Februari 2017 atau Juli atau Agustus 2016 tahapan
Pilkada sudah akan dimulai, ditandai dibukanya pendaftaran Calon.
Artinya sekitar 1 Tahun lagi proses itu akan kita hadapi. Nah,
bila memang kita menginginkan adanya sebuah pergantian generasi dengan konsep
yang lebih dinamis dan upaya-upaya realistis untuk perubahan di Aceh Rayeuk dan
utamanya adanya keberfihakan kepada semua rakyat Aceh Rayeuk secara merata,
tidak hanya pada kelompok atau kawasan tertentu saja.
Ada beberapa hal yang butuh perhatian ekstra demi kemajuan Aceh
Besar yaitu sektor Ekonomi terutama sektor pertanian yang bisa dikatakan mata
pencaharian mayoritas penduduk Aceh Besar, selain itu juga sektor Kesehatan dan
Pendidikan yang tidak kalah penting, saya kira ada baiknya langkah-langkah ke
sana mulai direncanakan dengan baik.
Salah satu langkahnya yaitu mendiskusikan tokoh atau sosok mana
yang kira-kira pantas dipercaya dan berkompetensi untuk membawa Aceh Rayeuk ke
arah yang lebih baik.
Salah pilih pemimpin akan berbuah petakan bagi kita semua.
Dalam sebuah kesempatan Tarmizi atau yang lebih dikenal dengan
panggilan WAK TAR di kalangan Aktivis di Aceh menilai bahwa salah satu tokoh
yang layak memimpin Aceh besar adalah
Juanda Djamal, Menurut
Tarmizi “Sebagai seorang Aktifis Perdamaian
dan Human Right Defender, Juanda mempunyai Pengetahuan dan Pengalaman yang baik
untuk menyelesaikan kondisi Ekonomi, Politik Aceh Besar yang semakin jauh dari
kesejahteraan”
Wak Tar juga menambahkan “Juanda Djamal yang merupakan Sekretaris
Jenderal Aceh Civil Society Task Force (ACSTF) yang sudah lama terlibat dalam
proses perdamaian di Aceh dan juga beberapa daerah Asia lainnya seperti Moro,
Tamil, Pathani dan lain-lain. Selain itu, Juanda sudah banyak belajar dengan
penyelesaian konflik Quebec (canada) Aparthaid (Afrika Selatan), Catalunia
(Spanyol) Irlandia Utara (Inggris) dll. Pengalaman dan Pengetahuan yang dia
dapatkan selanjutnya di jadikannya sebagai pembelajaran dalam membangun konsep
dan inisiatif untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang disebut sebagai alasan
tidak terbangunnya perdamaian yang permanen atau perdamaian yang
posisitif".
Selama ini beberapa terobosan atau
inisiatif seperti "Bank Mawah", dari Gampong Menuju Kota (sebuah
konsep Gampong produktif), Saree School (Sekolah Inisiator Pembangunan) dll,
telah berhasil dikembangkan lewat tangan dingin Juanda Djamal, ini bukan sebuah
cerita cinderella yang akan naik ke langit dengan perahu naga.
“Dengan kondisi kemimpinan politik
Aceh Besar yang tidak jelas arah sekarang dan posisi kabupaten Aceh Besar yang
sudah mulai tidak disenangi oleh masyarakatnya, Sosok Juanda Djamal dapat
menjadi solusi dalam membangun harapan baru bagi penduduk Aceh Besar.” Demikian
pungkas Wak Tar yang juga Direktur Aceh People Forum.
Bahkan menurut Risman Arachman yang
merupakan salah satu aktivis terkemuka di Aceh yang juga Politisi Golkar
menganggap Juanda Djamal sangat diberikan kesempatan untuk memimpin Aceh, tidak
hanya Aceh Besar, dalam sebuah tulisannya Risman mengatakan "Wow, pria kelahiran 1976 ini masih muda. Pada 2017 usianya baru
41 tahun. Ini usia keren alias ideal sekali untuk jadi Gubernur Aceh. Saya
membaca sekali lagi uraian Waktar tentang Juanda Djamal dan makin yakin:
"Inilah calon Gubernur Aceh yang sempurna untuk sikon saat ini."
Sergah Risman.
Risman juga melanjutkan “Dengan
usia 41 tahun, itu artinya Juanda Djamal bisa diandalkan sebagai pemimpin yang
berpikir dan bertindak secara gesit, lincah, atau mobile. Sebagai sosok yang
hidup dan akrab dengan rakyat, luas pergaulan, luas jaringan, dan bisa bahasa
Inggris, berkomitmen pada perdamaian, sangat mungkin melakukan apa yang saat
ini belum bisa dilakukan. Lebih dari itu, sosok yang tidak tergoda dengan
"kelakuan" yang kerap hinggap pada beberapa lelaki yang baru kaya dan
baru berkuasa maka fokus u membangun Aceh lebih bisa diharapkan”
Semoga, ada parpol yang mau
melamarnya. Semoga ada gerakan rakyat yang mau bergerak, dan semoga ada media
yang membantunya.
BERANIKAH JUANDA DJAMAL?
BAGAIMANA TANGGAPAN ANDA?