KORUPSI ADALAH JALAN LURUS MENUJU KEHANCURAN.
Seperti biasa setiap Jum'at pagi Gamblang dan Gambe ngopi di WTC darussalam sambil berdiskusi tentang perkembangan "Nanggroe".
Kali ini mereka berdiskusi tentang Korupsi yang semakin marak di negeri ini dan dampaknya terhadap negara.
Berikut kutipan "Cang Panah" dua manusia usil tersebut:
Gambe: Bro Lo liat ndak kondisi Indonesia dan juga Aceh makin hari memprihatinkan? Padahal sudah 70 tahun loh Negeri ini memproklamirkan kemerdekaannja.
Gamblang: Iya, guwe juga heran dengan negeri ini, semakin hari semakin jauh ketinggalan, presiden terus berganti dari periode keperiode, elit silih berganti menguasai posisi penting di negeri ini tapi kehidupan rakyatnya semakin menyedihkan.
Gambe: Itulah bro, menurut lo apa sebenarnya membuat lndonesia jadi seperti ini?
Gamblang: Gini bro, menurut guwe penyebab terbesar dari semua ini adalah KORUPSI yang terjadi dimana-mana, kita bisa lihat para pejabat sibuk memperkaya diri dan mementingkan kelompoknya. Para tokoh agama banyak yang ingin menjadi artis. Sedang yang artis beramai-ramai mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Dan yang menjadi wakil rakyat beramai-ramai KKN, rebutan proyek dan sebagainya.
Partai politik didirikan bukan lagi untuk menyambung lidah rakyat, namun sudah menjadi "lapak" dagang antara penguasa dan pengusaha. Perolehan suara dalam pemilu dijadikan bargaining power dalam rebutan proyek-proyek pemerintah. Sebab itu, partai politik sekarang ini berusaha untuk memperoleh sebanyak-banyaknya suara dari rakyat dengan aneka janji manis.
Apa yang terjadi kemudian?
Setelah mereka duduk di parlemen, maka mereka akan kembali mengkhianati janjinya tersebut. Kalau sesaat sebelum pemilu kita akan sering mendengar kata "GEUTANJO/KITA" untuk memikat dan kembali memikat rakyat, namun semuanya akan berobah sesaat setelah pelantikan, rakyat kembali dilantak dengan berbagai pebgkhianatan yang tercermin dengan berbagai tingkah pongah yang ditunjukkan oleh Elit (busuk) yang trlah berhasil mengamankan mandat dari rakyat dan kata-kata "GEUTANJOE" pun akan berobah menjadi "KAMOE" atau bahkan "KE" dengan "KAH".
Gambe: Menyedihkan kali ya broe?
Gamblang: Menyakitkan memang tapi yang mengherankan lagi, kok begitu mendekati musim kontestasi politik berikutnya mereka masih begitu "PEDE" kembali menggombal rakyat? Dan ironisnya masih saja banyak orang yang rela atau terpaksa tetap "percaya?" dengan mereka?
Duh...
Kadang disitu saya tak habis fikir.