REORIENTASI PENDIDIKAN.
"Pendidikan adalah sarana/proses untuk memanusiakan manusia"
Memerdekakan, memberdayakan dan melepaskan manusia dari lembah perbudakan, kelemahan dan ketertinggalan dari cepatnja laju perkembangan zaman.
Seharusnja "didikan" yang berjalan di dunia pendidikan dapat melahirkan manusia yang fleksibel, kreatif, inovatif, aktif dan inspiratif sehingga menjadi manusia yang berdaya bukan malah melahirkan budak-budak tak berdaya yang berpendidikan tinggi.
Pendidikan kita gagal total (kecuali bagi yang sukses).
Betapa tidak? Selama ini yang terlihat pendidikan di negeri kita melahirkan manusia-manusia yang "bermental" budak, orientasinja "sangat" sempit bahkan semakin tiinggi pendidikan semakin "sempit" cara pandangnya, semakin dalam dan menjadi-jadi "kebudakannja",
Hal ini bisa terlihat dari realitas di mana dari tahun ke tahun angka pengangguran semakin meningkat hal ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah sarjana yang dihasilkan oleh dunia pendidikan kita. (Terlepas dari ketidak sigapan pemerintah dalam menjediakan lapangan kerja)
Semakin tinggi ijazah yang dipegang semakin tinggi pagar yang akan memagari dia untuk tidak melihat dunia seperti seharusnja, kita sering mendapati pernjataan yang sungguh menjijikkan, misalnja:
"Guwe ini SH loh...jadi gag munkinlah jadi pegawai di swalayan"
"Guwe ini SPd loh...jadi gag munkinlah jadi pedagang di pajak ikan"
"Guwe ini SE loh...jadi gag munkinlah jadi pedagang di kios kecil"
"Guwe ini STP loh...jadi gag munkinlah jadi petani yang tiap hari turun kesawah"
"Guwe ini Master Pendidikan loh...jadi gag munkinlah jadi tukang parut kelapa"
Okelah...gag munkin karena "merasa" terlalu pinter dan tinggi ijazah kita untuk itu,
tapi buktikan bahwa kita bisa berbuat lebih dari itu! bukan malah semakin malas dan tak berdaya, buktikan bahwa dengan Ijazah itu kita tidak harus menjadi Budak Pengangguran Bertitel HEBAT.
Seorang SE misalnja bisa berkreasi di bidang Ekonomi untuk membuka lapangan kerja kepada mereka yang hanja tamatan SMA atau yang berpendidikan di bawah anda.
Atau setidaknja bisa memberdayakan diri sendiri untuk tidak lagi menjadi Budak. Begitu juga dengan sarjana lainnja yang sudah terdidik, seharusnja bisa berkarya dengan ilmu yang sudah didapatkan bukan malah membuat dunia semakin sempit hanja dikarenakan EGO SARJANA yang sangat-sangat tidak produktif itu.
Lantas harus dimulai dari mana???
Siapa yang salah dengan semua ini???
Saling menjalahkan bukanlah solusi yang bijak untuk dapat keluar dari permasalahan yang se-akut ini, mari kita yang sudah Sarjana atau juga yang belum sarjana untuk dapat merobah mindset kita untuk tidak lagi berfikir bahwa SARJANA ITU HARUS JADI PEGAWAI alias BUDAK, tapi mari kita melihat bahwa pendidikan itu harus dijadikan sebagai
Jalan untuk memanusiakan manusia
Jalan untuk memberdayakan manusia
Jalan untuk memerdekakan manusia
agar tidak terus menjadi budak tanpa kreasi dan tanpa motifasi.
Bukan malah melahirkan manusia yang hanja mampu dan mau menunggu dan menagih bahkan menjadi pengutuk terhadap kesuksesan orang lain.
"Susi itu kok jadi menteri ya? Padahal dia tak sarjana atau bahkan SMA pun tak selesai?"
Bukankah seharusnja kenjataan itu membuka mata para SARJANA bahwa mereka harus membuktikan diri bahwa SARJANA bisa membuat lebih dari seorang SUSI yang hanja Tamatan SMP??? Krn kutukan itu hanja akan menjadi PENASBIHAN ATAS KEGAGALAN PARA SARJANA.
Ntahlah...
Ini realitas yang sangat menjedihkan...
Pendidikan kita GAGAL melahirkan menusia MERDEKA dan BERDAYA UNTUK BERKARYA.
Seharusnja...
Semakin tinggi pendidikan seseorang membuat peluang manusia untuk mandiri dan berdaya semakin tinggi, bukan malah sebaliknja.
Tanja kenapa???
kata Mario Tegas: "Ukuran kesuksesan yang sesungguhnja bukanlah dari apa yang telah mampu kita raih...tapi apa yang telah mampu kita berikan"
Jadilah Seperti Seharusnja...
Selamat berkarya...
Fastabiqul khairaat!