JIKA IRWANDI MENANG, MAKA MUALLEM TIDAK
AKAN PERNAH KALAH!
Iya demikianlah sesungguhnja, "Setelah ini selesai,
semua kita kembali bersatu, tahun 2006/2007 kita pernah mengalaminya"
demikian kurang lebih pesan yang dikirimkan Irwandi Yusuf beberapa waktu yang
lalu lewat akun fb nja pasca hari pencoblosan.
Saya menangkap Irwandi Yusuf sudah mengirimkan signal yang
cukup jelas yang secara tidak langsung ingin menegaskan #Muallem tidak akan
pernah kalah meski Irwandi Nova keluar sebagai pemenang.
HISTORIA YANG SAMA
Secara histori Irwandi dan Muallem sejatinja punja hubungan
emosional yang cukup dekat, bahkan jauh lebih dekat dari kedekatan Mualem
dengan Teuku Al Khalid yang saat ini mendampinginja dalam pilkada.
Sebagai sesama mantan pemberontak Irwandi dan Muallem
tentunja pernah punja rasa yang sama dan cara pandang yang sama dalam melihat
Aceh, meskipun mereka memainkan peran yang sangat berbeda dan saling
melengkapi.
Sebagai Panglima Muallem tentunja punja kekuatan yang luar
biasa dan punja peran yang cukup besar ketika Aceh masih dilanda konflik,
kekuatan itu semakin lengkap dengan hadirnja Irwandi sebagai juru propaganda
yang siap menghadang musuh sebelum pertempuran dimulai.
PUNYA KEKUATAN POLITIK YANG SALING MELENGKAPI
Dalam konteks pasca damai, peran Irwandi dan Mualem juga
tidak jauh berbeda, saat pilkada 2006 misalnja Irwandi dan Muallem adalah dua
sosok yang tidak terpisahkan dalam memperjuangkan aspirasi politik mantan
pejuang.
Sebagai Gubernur Aceh pertama dari kalangan "GAM"
kemenangan Irwandi tidak terlepas dari sosok Mualem dan kegemilangan Mualem
sebagai ketua Partai Aceh yang berhasil berjaya di pileg pertamanja di 2009
juga tidak bisa dilepaskan dari sosok Irwandi.
2011-2017 LEMBARAN GELAP IRWANDI MUALLEM
Iya, sejak 2011 hingga 2016 hubungan Irwandi dengan Mualem
mengalami kemunduran, seirama dengan memburuknja hubungan dua sosok ini kondisi
Aceh pun ikut mengalami kemunduran, jikapun terlalu berlebihan saya ingin
mengatakan bahwa baik buruknja Aceh paska damai tergantung baik buruknja
hubungan Irwandi dengan Muallem.
2017 ADALAH MOMENTUM EMAS
Kenapa saya mengatakan 2017 adalah momentum emas? Iya sejauh
ini hasil pilkada yang telah dipublikasi oleh berbagai pihak menunjukkan bahwa
Irwandi Yusuf lebih unggul dari Muallem.
Namun bagi saya hal ini tidak menunjukkan bahwa Muallem
kalah, secara politis setidaknja Muallem masih punja kendali penuh atas Partai
Aceh yang masih mendominasi DPRA.
Lalu apa? Iya sebagai penguasa Eksekutif Irwandi tentunja
tidak bisa membangun Aceh sendirian, butuh Partner yang bisa bekerja sama untuk
sama-sama bekerja membangun Aceh di Legeslatif yakni DPRA
Sebagai "pengendali" DPRA sosok Muallem tentunja
punja peran yang sangat besar dalam menentukan sukses tidaknja Irwandi
membangun Aceh.
MUALLEM TIDAK KALAH
Dilihat dari kekuasaan politik seperti inilah saya menilai
jika saja Irwandi menang maka Muallem tetap tidak akan pernah kalah, di sisi
lain kenapa saya semakin yakin Mualem tidak akan pernah kalah jika Irwandi
menang karena Sosok Irwandi bukanlah sosok yang pendendam, ia akan merangkul
siapa saja untuk bergandengan membangun Aceh.
Secara khusus bin spesial bahkan Irwandi sudah mengirim
signal akan menggandeng Muallem untuk sama-sama membangun Aceh lewat berbagai
kesempatan bahkan jauh sebelum Pilkada 2017 sebenarnja Irwandi sudah menjajaki
itu.
Lebih mutakhir dan lebih shahihnja lagi, pasca hari
pencoblosan Irwandi secara terang benderang menulis "Setelah ini selesai,
semua kita kembali bersatu, tahun 2006/2007 kita pernah mengalaminya"
seraya menandai Kautsar yang dikenal sebagai tangan kanan Muallem di DPRA yang
dipercayakan sebagai ketua Fraksi Partai Aceh.
Jika tanpa "gembosan" dari pihak yang tidak
menginginkan Aceh lebih baik dengan bersatunja Irwandi dan Muallem, maka
persatuan dua kekuatan politik yang direpresentasikan oleh dua sosok ini hanja
menunggu waktu.
LALU SIAPA YANG KALAH?
Iya, yang kalah adalah orang yang tidak menginginkan Aceh
lebih baik dengan bersatunja Mualem dengan Irwandi.
Untuk mengetahui sosok tersebut saya kira anda bisa menilai
sendiri dari perkembangan Pra dan Pasca Pilkada 2017, siapa yang paling giat
memanas-manasi hubungan keduanja? Siapa yang senantiasa memprovokasi keadaan
sehingga upaya merekatkan kembali hubungan Muallem dengan Irwandi yang sudah
pernah dijajaki sebelum pilkada sampai gagal? Siapa yang hari ini pasca pilkada
yang mencoba memanaskan Muallem untuk tidak menerima keunggulan Irwandi? Saya
kira itulah musuh rakyat Aceh yang sesungguhnja.
Besar harapan saya Aceh akan maju di tangan Irwandi dan
Muallem, sehingga kemenangan bisa jadi milik kita semua, karena Aceh adalah
milik kita semua.
#AcehMilikKitaSemua