"Nyan na ka
kalon bak jaro Irwandi? MoU hana jalan, bendera hana dipakoe, 70:30 hana
meuteme rasa" "Kalinyo dewan ka lam jaroe dro, gubernur haroih
tacok le geutanyo cit, ngat meuhase peu yang ta hajat, kalheuh ta kalon bak
jaro si Wandi sapeu tan bereh, menjo meunang geutanyo tapeubereh bandum kalinjo"
demikianlah sebahagian di antara nada-nada provokatif yang begitu akrab di
telinga rakyat Aceh 2011 silam.
Kala itu Mantan
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menuai kritikan keras atau tudingan tanpa dasar
bahkan menjurus upaya pembunuhan karakter oleh orang-orang yang menganggap
dirinya lebih mampu dan menutup mata atas capaian seorang Irwandi Yusuf.
Tudingan itu juga disampaikan di depan massa dengan angkuhnya dalam deklarasi
para calon kepala daerah dari Partai Aceh di Stadion Lampineung, Banda Aceh,
Ahad, 12 Februari 2012 silam.
Kritik soal
ketidakmampuan Irwandi kerap disampaikan dalam pidato oleh calon gubernur dari
Partai Aceh, Zaini Abdullah dan wakilnya, Muzakkir Manaf. Menurut Zaini Irwandi
Yusuf belum mampu menyejahterakan masyarakat dan melaksanakan pembangunan Aceh
dalam lima tahun masa kepemimpinannja. Dalam kesempatan sama, Muzakkir Manaf
jugs senada, ia menilai program pengobatan gratis atau Jaminan Kesehatan Aceh
(JKA) yang dicetus Irwandi masih belum tepat sasaran. “Pengobatan gratis
bukan untuk orang kaya yang mampu berobat ke Medan, Jakarta atau Malaysia”
ujar Muzakkir yang juga Ketua Umum Partai Aceh yang di 2017 maju secara
terpisah setelah terlibat perseteruan dengan Zaini.
Apakah mereka
berhasil? Apakah Era Zaini-Muzakkir lebih baik dari Irwandi Yusuf? Tidak dan
Tidak!
Sekarang rakyat Aceh
sudah bisa menilai dan membandingkan sendiri seiring berjalannya waktu betapa
tudingan ZIKIR yang kepada Irwandi hanyalah omongan orang-orang yang tidak
lebih baik dari yang dituding gagal. Semoga setelah rakyat bisa merasakan
perbedaan dengan segenap perbandingannya, ke depan kita bisa menentukan pilihan
dengan lebih objektif untuk memilih kandidat yang sudah terbukti lebih sukses
dan lebih mampu untuk diberikan kepercayaan memimpin Aceh ke depan!
Aceh bukan lahan
ujicoba, masa depan Aceh terlalu mahal untuk dipertaruhkan, jika kita ingin
melihat Aceh lebih baik dari sekarang sudah seharusnya kita memilih sosok yang
sudah terbukti mampu memberikan sesuatu yang baik bagi rakyat Aceh bukan
sebatas janji-janji surga tanpa realisasi yang malah pada akhirnya akan membuat
rakyat Aceh semakin terbenam dalam keterpurukan.
Irwandi Yusuf sudah
terbukti peduli kepada semua golongan, mudah ditemui oleh semua kalangan karena
Irwandi lebih memilih tinggal di luar pendopo sehingga bisa selalu dekat dengan
rakyat, tidak berfihak hanya pada Partai atau kelompok tertentu saja dan yang
paling penting berani dan mampu melakukan terobosan-terobosan spektakuler lewat
program-program briliannja semisal.
Program Rumah Dhuafa misalnya untuk memastikan semua
rakyat Aceh memiliki tempat tinggal yang layak sehingga mereka bisa merasakan
kehidupan yang normal layaknya saudara-saudaranya yang lain. Program JKA untuk menjamin dan memperbaiki layanan
kesehatan rakyat Aceh yang kemudian diadobsi di tingkan Nasional dengan program
BPJS Program, BKPG untuk menggerakkan pembangunan dari
Gampong yang kemudian diadobsi ditingkat Nasional lewat program dana desa,
Selain itu juga
mendirikan Badan Dayah yang merupakan bukti keperdulian
Pemerintah terhadap Agama untuk memperbaiki moral dan agama rakyat Aceh, Beasiswa Pendidikan S1,S2 dan S3 yang bertujuan untuk menciptakan SDM
Aceh yang berkualitas yang pada akhirnya diharapkan akan menjadi lokomotif
kebangkitan Aceh di masa yang akan datang guna mengejar ketertinggalan akibat
konflik berkepanjangan dan yang paling fundamental juga adalah program khusus Beasiswa Anak Yatim untuk memastikan bahwa semua anak
Aceh bisa mengenyam pendidikan terutama mereka anak yang telah kehilangan orang
tua semasa perang masih berkecamuk di Aceh.
Bukti mana lagi yang
hendak kita dustakan?
#Vote6 #IrwandiNova
#SalamJKA #AcehMilikKitaSemua
Hidup Irwandi
Novaaaa…!