AGAMAWAN DI BAJAK DAN DITUNGGANGI OLEH POLITIKUS!
Hari ini "rekom" ulama telah menjadi "label" halal jang harus didapatkan untuk menjual product apapun di Aceh, termasuk racun dan tuba!
#MenungguJanjiKe22
"Ulama dukung saya"
Aceh dalam tradisi pembajakan!
Agama hanya dipakek ukeu "Label" halal sahaja, Agamawan di bajak politikus kampreet!
Ketika mendekati musim kontestasi politik, para Politikus yang sebelumnja begitu angkuh dan pongah dengan begitu bersahaja dan rendah hati mendekati ulama, jak mereumpok Abu pulan, jak merempok Abu pulen, supaya terkesan bahwa Abu Pulan dan Pulen telah merekomnya sebagai orang yang layak didukung, sementara sejenak setelah itu Kursi dan Jabatan didapat, para politikus kampret itupun berbuat dengan sesuka hatinya, tanpa menghiraukan dan menghargai agama dan agamawan sedikitpun, yang halal dan haram yang telah digariskan Tuhan tak lagi menjadi pedoman, apa lagi petuah Ulama, Ironisnya lagi hal ini terjadi secara berulang kali, layaknya tahapan wajib lainnya dalam proses kontestasi politik, setelah melakukan berbagai tindakan dan praktik yang sangat bertentangan dengan Agama dan juga dengan sendirinya "mengentuti" agamawan, para politikus kampret tadi kembali lagi mendekati Agamawan.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Kenapa Agamawan seakan begitu mudah di "kentuti?"
Kenapa? Kenapa? oh Kenapa?
Di satu sisi kita patut menduga bahwa hal ini terjadi karena Agamawan terkait sangat mudah dan ramah serta kemungkinan "tidak mau tau" atas untuk apa "rekom" yang ia berikan kepada politikus tersebut? apa yang di dapatkan dan lakukan oleh politikus tersebut berbekal "rekom" yang ia berikan? sehingga Agamawan terkait seperti tidak merasa terbebani dan "terkentuti" dengan tindakan dan kebijakan serta segala tingkah polah yang dilakukan oleh politikus yang semuanya "berkat" rekom Agamawan tersebut.
Di sisi lain kita bisa mencermati juga bahwa ada semacam "gravitasi" atau daya tarik yang luar biasa yang dimiliki oleh Agamawan dalam konteks hubungannya dengan Rakyat Aceh, sehingga sering kali kita melihat dan mendengar bahwa, menjoe ka geupeugah le Abu Jeut maka Jeut, hal ini sejatinya tidaklah menjadi masalah jika tidak "dibajak" oleh manusia-manusia kampret seperti politikus rakus yang hanya memanfaatkan "rekom" Agamawan untuk membajak hati ummat yang masih sangat terpaut dengan Agamawan tersebut hanya dan cuma hanya untuk memuluskan niat bulusnya untuk mendapatkan keuntungan berupa dukungan dan suara yang pada akhirnya diperuntukkan untuk kepentingan yang sungguh sangat melecehkan Agamawan yang telah dikentutinya.
Hehe..
Oeh to peumilu jak com jaro Abu,
Oeh lheuh com Jaroe Abu Cok Abu Tempe bak baliho
Oeh meunan lheuh pemilu, Cok Abu tulak U krueng...
Kadang di situ Adek jadi weuh hate kita melihatnya...
Semoga Agamawan cepat sadar...