PBB hanyalah badan yang dibentuk untuk mengukuhkan hegemoni
Amerika dan membesarkan sekutunya serta mematikan langkah negara-negara yang
berpotensi melawan atau menentang hegemoni amerika serikat!
Contoh kecilnya adalah ketika tragedi kemanusiaan yang menimpa
minoritas Rohingya, PBB muncul untuk menekan Indonesia, Malaysia dan Thailand
untuk tidak menutup pintu bagi para pengungsi, bukan saya mengatakan ini tidak
seharusnya, tetap yang lebih pantas dilakukan PBB adalah mengintervensi Myanmar
untuk tidak lagi menindas minoritis muslim Rohingya.
Coba saja kalo yang jadi Korban Non
Muslim, satu orang saja yang mati bersimbah darah PBB, Amerika dan Iblis-iblis
lainnya seru menyeru, sahut menyahut mengutuk kekerasan tersebut, lalu ketika
Muslim yang jadi Korban "Iblis PBB serta Syaithan Amerika" malah
membiarkan kebiadaban penguasa Myanmar menindas etnis minoritas muslim
Rohingya, PBB hanya bisa mengeluarkan pernyataan yang “pura-pura” mengecam
sebagaimana diberitanakan situ BBC.Indonesia “Komisioner HAM PBB Zeid Ra’ad Al
Hussein mengatakan perhatian harus diberikan untuk menyelamatkan nyawa sekitar
6.000 migran yang diperkirakan masih berada di laut. Dikatakan mereka berasal
dari suku Rohingya di Myanmar dan migran dari Bangladesh. "Saya terkejut
dengan adanya laporan-laporan bahwa Thailand, Indonesia dan Malaysia
mengembalikan kapal-kapal penuh dengan migran ke laut, yang pada akhirnya akan
menyebabkan banyak dari mereka meninggal dunia," kata Zeid Ra’ad Al
Hussein, Jumat (15/05). Ia melanjutkan "Fokus seharusnya diberikan untuk
menyelamatkan jiwa, bukan lebih lanjut membahayakan keselamatan mereka."
Pada satu sisi Komisioner HAM PBB
Zeid Ra’ad Al Hussein juga memuji Indonesia yang telah menerima ratusan migran
dan Malaysia yang telah menampung 1.080 orang selama beberapa hari terakhir.
Menurut PBB, kebijakan Myanmar terhadap etnik Rohingya menjadi pangkal
persoalan. Dinafikkan kewarganegaraan dan dipaksa tinggal di kamp-kamp padat,
mereka oleh PBB disebut sebagai korban diskriminasi yang melembaga dan sampai
persoalan itu ditangani, migrasi akan terus terjadi.
Pada dasarnya persoalan
Rohingya ini tidak simple di satu sisi kita harus mencari solusi sementara
untuk tragedi kemanusiaan ini dengan menampung di Negara ke dua tapi disisi
lain kita juga harus melihat ke akar persoalan, sebagai kelanjutan dari
solusi sementara, pada dasarnya kalau PBB bisa menghimbau Malaysia dan
Indonesia untuk tidak menolak pengungsi Rohingya seharusnya PBB lebih berani
lagi untuk mengintervensi Myanmar untuk tidak mengusir rakyatnya (dengan segala
sentimen apapun itu) untuk meninggalkan negeri dan menjadi pengungsi, saya kira
akar masalah harus diselesaikan baik dengan intervensi PBB maupun dengan
intervensi organisasi/komunitas regional seperti ASEAN agar Myanmar tidak lagi
menindas dan mengsir minoritas Rohingya. Seharsunya
dunia muslim bersuara agar PBB tidak "mendukung" pengusiran Etnis
Rohingya dari Myanmar (Arakhan), karena pada catatan yang bisa didapatkan
persoalan Rohingya ini sudah sangat panjang, bukan baru kali ini namun belum
ada yang bisa menyelesaikan hingga ke akar persoalan, misalnya dengan
menawarkan untuk dilokalisasi di pulau tertentu, ini sejatinya pernah dilakukan
Inggris dulu ketika India dan sekitarnya masih berada dibawah kolonial inggris,
jadi apa yang harus ditawarkan untuk bisa menyelesaikan hingga ke akar
persoalan? Itu yang seharusnya
diprakarsai oleh negara-negara Muslim.