SIAPA YANG TELAH MEMPORAK PORANDAKAN NEGERI INI?
Narkoba, perampokan, penculikan, pembunuhan hampir semua berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup.
Pada dasarnya Negara dibentuk untuk melindungi rakyatnya serta menfasilitasi rakyatnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar.
Realitas menunjukkan angka kemiskinan di Indonesia dan di Aceh masih cukup tinggi untuk ukuran negara yang sudah berumur 70 Tahun.
Idealnya dalam usia yang sudah sangat tua untuk ukuran usia seorang manusia "ghalib" Indonesia sudah mampu melahirkan sistem "kenegaraan" yang mapan yaitu mampu melayani dan memfasilitasi rakyatnya untuk hidup sejahtera.
Konon kita hari ini menyalahkan Jokowi di lndonesia, menyalahkan Zaini Abdullah di Aceh secara telak.
Pertanyaannya apakah kemiskinan yang menyeret anak negeri kejurang hitam perdagangan narkoba, perampokan, penculikan, pembunuhan hanya dikarenakan kesalahan 3 atau bahkan satu tahun terakhir dalam pengelolaan negara ini?
Bukankah ini akumulasi dari berbagai persoalan yang telah gagal diselesaikan atau bahkan ditimbulkan oleh generasi sebelumnya yang berkuasa? 10 atau 15 Tahun yang lalu sebelum para pengangguran (yang berusia 18 tahun sekarang) dan kebanjakan terjebak dalam dunia hitam siapa yang memimpin Indonesia dan Aceh? Bagaimana kondisi indonesia 10 atau 15 tahun silam? Bagaimana kondisi Aceh 10 atau 15 tahun silam?
atau bahkan 30 atau 40 tahun yang lalu siapa yang mengelola (memerintah) negara ini? Siapa yang memerintah daerah ini?
Bukankah para pelaku kriminal yang beraksi hari ini baik dalam bentuk halus seperti korupsi, kolusi dan nepotisme maupun secara lebih kasar perampokan, penculikan atau bahkan yang terlibat dalam jaringan narkoba merupakan "hasil" produksi secara biologis dan psikologis dari para tetua negeri ini yang bisa dibilang gagal?
Ingat apa yang terjadi hari ini tidak bisa dilepaskan dari apa yang telah dilakukan oleh pendahulu kita atas tanah air ini. Begitu juga apa yang kita lakukan hari ini akan berdampak pada generasi berikutnya.
Ketidak adilan yang berlangsung secara berkesinambungan di negeri ini telah melahirkan sebuah generasi yang kehilangan pijakan atau bahkan berpijak dan hidup dari ketidak adilan yang akan terus melahirkan ketidak adilan baru.
Kapan selesainya?
ketika kita bertekad untuk menghentikan itu secara sungguh-sungguh.
Mari selesaikan masalah secara manusiawi dan tuntas hingga ke akar-akarnya.
Contoh:
Kita hari ini sangat bergairah berteriak agar pengedar sabu-sabu harus dihukum mati, karena menurut kita mereka melakukan kesalahan yang berdampak sangat besar atas kehancuran generasi di negara ini.
Pernahkan kita berfikir:
Kenapa mereka sampai mengedarkan sabu-sabu?
Saya menduga "tidak ada orang waras" yang lebih memilih jalan haram jika mereka masih bisa berfikir sehat untuk dapat bekerja secara halal (legal).
Bisa saja (dengan sedikit berbaik sangka) ada di antara mereka telah menikmati bisnis haram tersebut karena keuntungan yang sangat besar, tapi tidak tertutup kemungkinan atau bahkan pasti ada di antara mereka "tergelincir" karena kesulitan hidup.
1. Mau buka usaha secara legal tidak punya skill (jika ini persolannya, negara harus menjawab dengan berbagai upaya yang bisa menolong mereka untuk memperoleh skill yang mereka butuhkan)
2. Mau buka usaha secara legal mereka tidak punya modal, kalaupun ada tawaran dan kehadiran BANK yang siap memberikan modal pada akhirnya yang terjadi malah menjerat mereka dengan sistem ribawi bin kapitalis yang dijalankan di negeri ini, Jika ini penyebabnya negara seharusnya mampu "menfasilitasi" rakyatnya untuk dapat menjalankan usaha legal tanpa harus terjerat oleh "hegemoini" para kapitalis.
3. Mau buka usaha secara legal mereka kalah bersaing dengan para kapitalis yang mengendalikan hampir seluruh sektor perekonomian masyarakat, mereka kewalahan bersaing dengan para pemilik modal besar. Jika ini penyebabnya maka negara harus bisa mencarikan solusi untuk dapat mengendalikan perekonomian agar masyarakat kembali punya ruang untuk memenuhi hajat hidupnya secara legal.
hehe.
Pertanyaan terakhir,
4. Bagaimana mungkin negara mau memberdayakan rakyatnya dari hegemoni para kapitalis?
Sementara negara itu sendiri dijalankan atas dasar sistem kapitalisme?