Akhir-akhir ini Aceh dihebohkan oleh maraknya kasus pendangkalan Aqidah yang pada akhir Banyak sekali kita mendengar LSM membawa aliran "terindikasi" sesat ke Aceh, Ormas pulan menyebarkan aliran sesat di Aceh, kelompok pulan sesat, si A telah sesat. Itu adalah sebahagian dari berbagai pernyataan yang membuat kita yang hidup di Aceh merasa was-was dan merasa tidak aman. Alhasil kecurigaan antar satu kelompok dengan kelompok yang lain tidak bisa dihindari.
Terlepas dari bagaimana ada apa kriteria sesat yang dimaksud dalam pernyataan di atas. Kiranya ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab terkait dengan fenomena aliran sesat tersebut.
Pertama Kenapa sampai adanya aliran sesat di Aceh?
Solusi apa yang harus dijadikan jalan keluar untuk menangani aliran sesat tersebut?
Nah dalam tulisan ini saya akan mencoba menguraikan terkait beberapa pertanyaan di atas.
Pertama Kenapa sampai adanya aliran sesat di Aceh?
Jika kita melihat secara teliti terkait dengan maraknya aliran sesat di Aceh, kita harus mengkaji dahulu darimana aliran sesat itu masuk dan mengapa orang Aceh yang "dikenal" sangat kuat agamanya sampai terjerumus ke dalam aliran yang terindikasi sesat tersebut.
Dalam hal ini dari berbagai kasus yang pernah terbongkar, terungkap bahwa aliran sesat tersebut masuk melalui berbagai LSM atau Ormas yang umumnya mulai beroperasi di Aceh pasca tsunami dan damai di Aceh. Terkait dengan masuknya LSM tersebut disini kita melihat bahwa "disadari atau tidak" pemerintah yang sebenarnya bertanggung jawab atas izin operasi dari LSM tertentu dihadapkan pada pilihan yang sulit, disatu sisi kondisi rakyat Aceh saat itu sedang berada dalam keadaan kritis yaitu pasca bemcana tsunami dan perang, sehingga sulit bagi pemerintah untuk melarang LSM tersebut masuk ke Aceh karena Aceh memang sedang membutuhkan perhatian untuk bangkit.
Di sisi lain Oramas/LSM yang membawa misi "terindikasi" menyesatkan bergerak di bidang kemanusiaan dan pemberdayaan Ekonomi. Sehingga dengan kondisi Aceh yang sedang hancur-hancuran dengan membawa misi kemanusiaan tersebut LSM terkait bisa mendapat ruang yang begitu besar untuk masuk ke Aceh.
Hal ini menyebabkan sangat banyak LSM atau Ormas yang beroperasi di Aceh srhingga sangat sulit untuk dikendalikan. Saat itu hampir semua orang setuju atau setidaknya tidak ada yang komplaint akan kehadiran LMS baik lokal maupun LSM asing.
Dipihak lain terungkap juga bahwa banyak yang terlibat/menjadi korban yang terjerumus dalam aliran yang terindikasi sesat tersebut dilatari oleh faktor Kebodohan dan kemiskinan. Sepintas kebodohan dan kemiskinan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Dikatakan dilatari oleh dua faktor tersebut karena banyak pihak yang terlibat dalam jaringan tersebut karena tergiur oleh tawaran pendapatan atau tunjangan hidup yang memang sangat dibutuhkan oleh rakyat Aceh yang baru saja ditimpa musibah dan baru saja lepad dari himpitan konflik yang membuat perekonomian rakyat Aceh hancur, sehingga ditengah himpitan kebutuhan hidup tersebut orang menjadi begitu mudah terbujuk oleh iming-iming materi yang dijadikan umpan oleh para misionaris yang berkedok LSM tersebut.
Selain karena bencana tsunami dan konflik kemiskinan juga disebabkan oleh maraknya korupsi dan kurang kreatif atau kurang peduli pemerintah terhadap kehidupan rakyat. Padahal dengan dana yang terus mengalir ke Aceh pasca tsunami dan konflik plus APBA yang tiap tahunnya triliunan rupiah mengalir ke Aceh jika saja pemerintah Aceh bisa memanfaatkan secara maksimal untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Aceh baik dengan membuka lapangan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja di Aceh maupun melalui berbagai program yang dapat memberdayakan masyarakat sungguh Insya Allah kemiskinan akan dapat dikurangi secara perlahan.
Selain karena faktor kurang kreatifnya pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat, korupsi juga merupakan penyebab terbesar semakin tingginya dan semakin sulitnya kemiskinan diatasi.
Meskipun belum banyak atau masih sedikit pejabat di Aceh yang tertangksp karena kasus korupsi, namun indikasi bahwa di Aceh terjadi korupsi bisa dilihat dari berbagai data yang disuarakan oleh para pegiat anti korupsi, persoalan tidak banyak yang tertangkap itu hanya karena lemahnya penegakan hukum di Aceh.
Dengan banyaknya kasus korupsi maka srmakin banyak uang rakyat yang dikuasai oleh pihak tertentu secara ilegal yang pada akhirnya diharapkan dengan APBA tersebut bisa meningkatkan perkonomian rakyat malah melahirkan kemiskinan baru yang pada akhirnya akan membuat kehidupan rakyat semakin kritis dan hal ini dimanfaatkan oleh paras misionaris untuk mempengaruhi rakyat Aceh sehingga terjerumus dalam aliran sesat.
Selain disebabkan oleh faktor kemiskinan, orang juga akan mudah dipengaruhi karena kebodohan. Sebenarnya dua hal ini mempunyai hubungan timbal balik. Dengan keadan rakyat yang miskin maka akan melahirkan kebodohan, begitu juga sebaliknya.
Terkait dengan aliran sesat, mengapa kebodohan dikatakan sebagai salah satu penyebabnya, karena jika rakyat bodoh dalam artian jahil atau tidak dibekali dengan ilmu agama (aqidah) yang kuat maka dia akan begitu mudah digoyahkan oleh pihak-pihak tertentu yang membawa misi menyesatkan, sehingga celah ini dimanfaatkan oleh para misionaris untuk mempengaruhi rakyat Aceh untuk terjerumus dalam aliran yang terindikasi menyimpang.
Jika kita melihat lebih jauh kebodohan diakibatkan oleh banyak hal salah satunya karena kurang pedulinya pemerintah tehadap sektor pendidikan Ummat dan ini bukan hanya oleh pemerintah sekarang tapi lebih jauh ini "buah" dari pengabaian pemerintah sejak lama yaitu semenjak sebelum damai atau terhitung sejak masa konflik dan juga faktor-faktor lainnya termasuk mahalnya pendidikan dan kondisi keamanan dan ekonomi yang dengan langsung atau tidak akan melahirkan kebodohan.
Jika kita telisik lebih dalam lagi, pendidikan formal di lembaga pendidikan kita terutama disekolah umum bisa dikatakan sangat jauh dari kata memadai, jam pelajaran Agama yang sejatinya sangat penting untuk membina aqidah ummat sangat minim, sehingga setelah menyelesaikan sekolah setingkat SMA pun belum bisa dipastikan mereka telah memiliki aqidah yang kuat, kecuali jika didukung oleh pendidikan agama di luar jam sekolah.
Selain itu kebodohan juga diakibatkan oleh faktor tidak kondusifnya situasi keamanan terutama di masa konflik sehingga baik murid maupun guru tidak bisa maksimal dalam memjalankan proses belajar mengajar yang pada akhirnya tujuan dari pendidikan untuk mencerdaskan manusia tidak bisa dicapai secara maksimal.
Alhasil dengan kebodohan dan kemiskinan tersebut membuat rakyat semakin mudah dipengaruhi oleh para pihak yang berupaya menghancurkan Islam.
Solusi apa yang harus dijadikan jalan keluar untuk menangani aliran sesat tersebut?
Melihat dari dua persoalan besar tersebut yaitu kebodohan dan kemiskinan yang menyebabkan suburnya aliran sesat di Aceh, sudah seharusnya pemerintah mencari solusi yang benar-benar jitu dan bijak untuk mengatasi pesoalan tersebut.
Pertama untuk mengatasi persoalan kemiskinan pemerintah harus berkomitmen dengan sungguh-sungguh untuk sesegera mungkin dan seserius mungkin untuk dapat mengeluarkan rakyat Aceh dari jeratan ekonomi atau kemiskinan, sudah seharusnya pemerintah berkomitmen untuk membersihkan pemerintahan dari praktik korupsi yang pada akhirnya melahirkan kemuskinan.
Selain itu pemerintah juga harus terus berupaya untuk melahirkan berbagai kebijakan atau terobosan untuk dapat mengurangi kemuskinan yaitu dengan membuka lapangan kerja atau dengan memberikan bantuan modal kepada rakyat untuk dan juga disertai dengan bimbingan atau pelatihan agar rakyat mempunyai skill untuk dapat menggerakkan usahanya dengan modal yang diberikan pemerintah dan juga harus diawasi sehingga modal tersebut benar-benar dapat berkembang sehingga rakyat dapat terbebas dari kemiskinan.
Sementara terkait dengan persoalan kebodohan pemerintah jyga sudah seharusnya lebih serius memikirkan bagaimana mengatasi penyebab lahirnya kebodohan. Yaitu dengan memberikan perhatian lebih besar terhadap pendidikan ummat dengan melahirkan berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Misalnya dengan memberikan subsidi pendidikan kepada rakyat, sehingga pendidikan bisa dijangkau oleh semua fihak. Kemudian juga dengan memperbaiki kualitas pendidikan kita, terutama dengan mengambil kebijakan untuk menambah jam pelajaran agama di sekolah umum sehingga ketika tamat SMA masyarakat sudah mempunyai aqidah yang kuat agar tudak dengan begitu mudah dipengaruhi oleh ajaran yang terindikasi sesat.
Cuma mau menghakimi tanpa solusi?