Iya SURYA PALOH nama bekennya, nama
yang sudah membesar dan menggaungkan Aceh (Paloh) ke seantero bumi
berbenderakan merah putih.
Terkait dengan pertanyaan di atas
silakan dijawab masing-masing, saya tidak mau memaksa anda sepakat, karena
semua punya hak untuk menilai dari perspektif masing-masing tentunya butuh
alasan yang objektif, bukan sekedar karena benci ruman atau karena alasan
subjektif lainnya, misalkan karena tidak sedukungan saat pilpres atau bahkan
karena partainya Surya Paloh (NasDem) telah merebut kursi Legeslatif yang
"luar bisa" pada pileg lalu atau mempersoalkan ketidak sepakatan
nanti jika Surya Paloh dengan kekuatan politiknya tidak jadi mendukung kandidat
yang kita dukung nantinya di pilkada 2017.
Bagi saya Surya Paloh tetap bukan
Surya Paleh, lebih jelas saya ingin katakan Surya Paloh adalah Putra Terbaik
Aceh dalam konteks Aceh sebagai bagian dari NKRI.
Betapa tidak? Selama ini kebanyakan dari kita berkeyakinan bahwa di Indonesia
Ini suku jawa adalah WN kelas satu yang lain adalah warga kelas dua, tentunya
dalam artian khusus dalam melihat percaturan di dunia perebutan kekuasaan atas
kendali negeri ini jika kita sering menyebut itu politik.
Sekali lagi bagi saya Surya Paloh
dengan segenap kelebihan dan tidak luput dari kekurangannya adalah Berlian
Istimewa yang sudah sepantasnya dibanggakan Aceh.
Sedari tahun 1945 Indonesia di deklarasikan baru kali ini seorang putra Aceh
berada di kursi Ketua Umum Partai Politik Nasional di Indonesia yang katanya
orang Jawa sangat berkuasa.
Surya Paloh adalah pembuka jalan
atau pemimpin Gerbong bagi Aceh untuk mengikuti jejak Bugis untuk membangun
kekuasaan atau jaringan kekuasaan di tanah Indonesia, kita harus mensyukuri
keberadaan Surya Paloh di posisi sestrategis posisi beliau sekarang.
Surya Paloh memang tidak
membicarakan akan memerdekakan Aceh dari Indonesia layaknya (Alm) Dr. Hasan
Tiro, tapi Suya Paloh telah membuka jalan baru bagi Aceh untuk
"menjajah" Indonesia.
Saya sempat berfikir jika semua
orang Aceh melihat keberadaan dan "kebesaran" Surya Paloh dalam
percaturan politik di Indonesia dari sudut pandang yang telah membesarkan Bugis
dalam menempatkan diri di deretan tertinggi dalam percaturan kekuasaan di
Indonesia, bukan tidak mungkin kita akan berada di atas atau setidaknya setara
dengan Bugis walau tidak melampaui Jawa dan tidak menutup kemungkinan kita akan
lebih strategis jika mengingat posisi kita dengan segala SDA yang kita miliki
yang seringkali kita banggakan.
Seharusnya kita herus percaya diri
kalau kita ini pasti mampu dan kebersdaan Surya Paloh Cs dengan kekuatan Partai
NasDem nya kita akan bisa lebih hebat dari Makassar atau setidaknya terhebat di
Sumatera dalam konteks regional.
Dulu kita sempat mencoba maju
dengan strategi pemisahan diri dan itu ternyata sampai saat ini belum
membuahkan hasil, Sekarang sudah saatnya kita bergerak dengan strategi yang
berbeda berbekalkan pintu gerbang yang telah dirintis Surya Paloh.
MAKASSAR BISA MENAKLUKKAN
INDONESIA, KENAPA ACEH TIDAK?
Makassar menaklukkan Indonesia
setelah beralih dari Perang Otot (Senjata) ke Perang Otak (ilmu
pengetahuan).Pada tahun 50-an Makassar (Bugis) seperti juga Aceh memilih angkat
senjata untuk melawan Indonesia karena merasa diperlakukan tidak adil oleh
Pusat (Indonesia), Namun perang yang dilakukan oleh orang Aceh jauh lebih lama
dan panjang dibandingkan perang yang "mau" dilakukan Makassar,
setelah melalui berbagai pertimbangan para tokoh Makassar berkesimpulan bahwa
"Perang sudah pasti membawa kemudharatan namun tidak menjamin kemajuan"
lantas mereka memutuskan berbalik haluan dengan tidak lagi melawan Jakarta
dengan Otot (senjata) Namun mereka lebih memilih untuk mengandalkan Otak untuk
merebut Jakarta, hentikan perang, didik generasi muda dengan pendidikan yang
berkualitas, kirim orang-orang potensial untuk membawa "Panji"
Makassar untuk ditancapkan di Jakarta.
Demikianlah cara Makassar
menaklukkan Indonesia, kita bisa lihat kemudian putra-putra terbaik Makassar
berhasil mengukuhkan diri di barisan terdepan orang-orang berpengaruh dan bisa
mempengaruhi Indonesia, bukan malah menjajah bangsa Makssar sendiri (baca: Anak
Cucunya di Makassar) namun mereka berhasil menguasai Indonesia, muncullah
nama-nama beken seperti:
Bj Habibie (President Indoensia
ke-3)
Jusuf Kalla (Wakil President
periode 2004-2009 dan 2014-2019)
Abraham Samad (Mantan Ketua KPK
yang membuat koruptor panas dingin)
Mario Teguh (Motivator dan
Konsultan ulung)
Bahkan tidak hanya di Indonesia
orang berdarah Makassar juga mampu menguasai Malaysia seperti Abdullah Ahmad
Badawi - Perdana Menteri Malaysia yang Kelima.
Mengaca dari kisah sukses Makassar
(Bugis) sudah selayaknya kita berbesar hati untuk sesegera mungkin mengubah
target dari hanya memerdekakan Aceh dari "jajahan" Indonesia seperti
yang dikampanyekan dan dirasakan selama ini menjadi menjajah dan menaklukkan
Indonesia.
Semoga...