POLITIK, ACEH DAN "KELEDAI BOMBER"
Di penjuru dunia manapun, dalam konteks pertarungan apapun, pada
prinsipnja lawan tetap harus ditaklukkan dengan cara sadis maupun sopan, dengan
kasar maupun dengan penuh kelembutan.
Mengasihi lawan adalah bunuh diri.
Namun demikian, sesuai dengan prinsip diatas lawan tetap harus
ditaklukkan dan ditundukkan atau bahkan dihabisi jika perlu.
Bagi petarung profesional, menaklukkan lawan tidak selalunja
dengan menghabisi jasadnja secara sadis bin kejam, menundukkan lawan sesuai
dengan kelasnja, hanja musuh tertentu dengan kelas tertentu yang perlu
dihabisi.
Terkadang ada lawan yang hanja perlu didiamkan baik dengan
"kasih sayang?" maupun dengan sedikit ancaman, semua itu tergantung
dari kualitas lawan dan konsekwensi yang harus dihadapi ketika ia ditaklukkan.
Musuh A misalnja, yang begitu sulit ditaklukkan dengan cara
kasar, meskipun dengan mengerahkan perangkat perang sekalipun yang menghabiskan
jutaan dolar, namun tetap tidak bisa ditaklukkan, karena ia memiliki loyalis
yang super loyal, kesetiaan pasukan yang super setia dengan segala
kesederhanaan dan keterbatasannja namun ia tetap begitu tangguh untuk
ditaklukkan.
Lantas apakah ia tetap dibiarkan jadi lawan yang terus menebar
ancaman? Tidak!
Lawan tetap harus ditundukkan dan ditaklukkan, opsi lain harus
dicari, cara lain harus dijalankan, ia tetap harus ditaklukkan, bisa saja
ditaklukkan dengan "mudah" menggunakan siasat (politik) yang penuh
kelembutan bernuansa kasih sayang dalam bentuk godaan uang dan materi serba
mewah, beri ia kekuasaan (terbatas dan terkendali) , pancing ia melakukan
kesalahan, dengan jenis kesalahan apapun itu, korupsi misalnja, pembunuhan
contoh lainnja, yang pada akhirnja ia dimusuhi oleh para loyalisnja dan bisa
didikte dan dikendalikan yang pada akhirnja bisa dilucuti dengan mudah.
Sedikit mengancam atau melawan maka tinggal "bongkar"
kesalahannja, giring dia ke meja hukum, pasung ia di penjara atau bahkan
biarkan ia dihabisi oleh temannja sendiri.
Jika konsep kedua ia yang dipilih sebagai opsi maka, semakin
dekat "KING" lawan dengan puncak "kekuasaan" itu semakin
bagus dan semakin dekat dengan "lonceng kematian".
Pada akhirnja lawan akan menjadi laksana KELEDAI BOMBER yang
dipasang BOM dan siap diledakkan kapan saja yang ia suka.
PETARUNG PROFESIONAL, AKAN MELUCUTI LAWAN DENGAN CARA
PROFESIONAL