ACEH, ISKANDAR USMAN ketua BANLEG DPRA dalam sebuah diskusi public di WTC DARUSSALAM pada Selasa 4 Februari 2014 mengakui di depan public bahwa banyak "tekanan" di PARLEMENT.
"Anda boleh saja berteriak di luar tapi begitu masuk kepemerintahan akan berbeda, kita tidak bisa melakukan segala sesuatu semudah yang kita bicarakan, saya tantang anda kalau anda menjadi Bupati Aceh Besar nanti untuk benar-benar memilih pejabat karena kompetensinya, tidak perlu dengar pengaruh kiri kanan" lebih kurang seperti itulah jawabannya ketika menanggapi pertanyaan Ramadhan, salah seorang peserta diskusi.
Dia juga mencontohkan banyak mantan aktifis tingkat nasional yang sebelumnya terlihat sangat idealis semisal Akbar Tandjung yang ketika masuk ke pemerintahan terjebak dalam pragmatisme, realitasnja memang benar bahwa memang ada tekanan yang dirasakan pejabat public ketika sudah masuk ke pemerintahan.
Real memang...
Tapi di mata saya jika hal itu dijadikan ALIBI untuk men-JUSTIFIKASI ketidak berdayaan mereka membawa perubahan bagi rakyat yang telah memilih mereka secara kolektif dalam artian mempengaruhi semua anggota DPRA untuk tidak terjebak dalam pragmatisme OK karena itu memang sulit.
Tapi jika untuk pribadi juga tidak bisa "melalukan" atau memberikan contoh yang lebih baik dari yang sebelumnya, ngapain mereka dikirim mewakili rakyat ke DPRA?
Toh sama saja sengan yang pernah menjabat sebelumnya.
Setidaknya sebagai pribadi yang sadar akan pentingnya perubahan ke arah yang lebih baik, bisalah masing-masing anggota DPRA (yang sadar) tersebut berbuat yang lebih baik, misalnya saja dengan mewujudkan transparansi, mempublikasi kemana, program apa saja yang diusulkan oleh setiap anggota DPRA yang berasal dari aspirasi rakyat yang nilainya milyaran setiap tahun.
"Mulailah dari diri sendiri, tidak berani menjungkal kebobrokan yang lain tidak apa-apa (karena ya belum mampu), tapi setidaknja beranilah melakukan perubahan DARI DIRI sendiri"
Jika tidak?
Sama aja elo dengan yang lain.
Orang muda seharusnya bisa lebih berani terbuka, peka dan responsif terhadap penderitaan rakyat.