MERABA "DIBALIK" GELAP PILKADA DKI
"Fadli yakin isu SARA tidak akan membuat suara JOKOWI (PDIP)-AHOK (GERINDRA) turun. Masyarakat sudah muak isu SARA yang dijadikan komoditas politik"
Demikian kata wakil ketua GERINDRA menjikapi isu sara yang dihembuskan lawan Jokowi-Ahok kala itu, lantas apakah mungkin kalo kali ini Fadli Zon Cs telah berubah pikiran? Atau jangan-jangan mereka bermain dibelakang layar untuk menghantarkan AHOK ke DKI SATU yang notabenenja adalah jagoan mereka di 2012 silam?
Di depan layar boleh saja bertarung siapa tau dibelakangnja ini semua adalah skenario bersama? Kalo tidak kenapa AHOK begitu nekad dan semakin PD menghadapi issu SARA yang bahkan "sengaja" ia picu dengan "omongannja" terkait Al-Maidah 51 yang telah meledakkan "bom" berasap SARA (Menurut mereka) yang kemudian setiap reaksi yang muncul malah dikonversi jadi "kartu AS" baru guna memposisikan diri sebagai korban?
Dan yang paling kentara sebahagian pendukung AHOK sampai menggiring pada kesimpulan "Lawan AHOK bukan Anies-Sandi dan Agus-Sylvi tapi SARA, dan jika AHOK kalah yang kalah adala DEMOKRASI dan KEBHINNEKAAN?" bukankah politik mereka sangat licik?
KENAPA AHOK BERANI?
AHOK terlalu arogan, betul, ingin melumpuhkan AHOK? Butuh kerja super keras, itupun tidak akan mudah, AHOK itu di dukung rezim, ke-KAFIR-annja dilindungi undang-undang, lalu bagaimana caranja? Cari cara lain yang membuat "kita" bisa dipercaya rakyat JAKARTA melebihi kepercayaan mereka pada JOKOWI di 2012 silam.
Terus menghantam AHOK dengan issu agama sepertinja bukan keputusan yang tepat dan juga bukan agenda yang prospektif untuk negara Pancasila seperti INDONESIA, apa lagi yang paling "keras" menentang AHOK dengan dalih kekafirannja sekarang adalah "pendukung" PRABOWO yang konon adalah orang yang telah sangat BANGGA membawa AHOK dengan ke-KAFIR-annja ke JAKARTA.
Secara politik AHOK di dukung REZIM, secara hukum ke KAFIR annja yang dijadikan alasan penolakan di lindungi NEGARA!
KISRUH QS ALMAIDAH, BLUNDER ATAU STRATEGI AHOK?
Ntah kenapa dan mengapa dibalik kemelut yang dipicu pernjataan Ahok terkait Ayat 51 surat Al-maidah saya jadi berfikir:
1. Jangan-jangan Ahok sudah menganggap penolakan terhadap dirinja di DKI yang dikaitkan dengan persoalan agama telah terjadi dan pasti akan berlanjut hingga pilkada usai dengan atau tanpa omongannja terkait dengan surat Al-Maidah ayat 51 sekalipun.
2. Atas dasar itu, jangan-jangan Ahok tidak ambil pusing lagi dan bahkan membuat suasana semakin gaduh dengan psy warnja agar issu (serangan) lain tehadap dirinja tidak sampai terangkat karena orang semakin dalam termakan provokasinja terkait alasan penolakannja yang tetap berkisar pada kekafirannja. (Artinja masih issu agama).
3. Dengan semakin besar dan semakin dalam bahkan semakin keras penolakannnja yang terkait status kafirnja jangan-jangan dia merasa semakin mudah memetakan dan memetakkan pemilih di DKI pro issu agama yang akan menolak dirinja dan tergiring pada Agus atau Anies dan sisanja dipastikan akan tetap mendukungnja.
4. Setelah dia merasa tekanan itu semakin fokus pada issu agama jangan-jangan dia merasa akan punja kesempatan untuk mengeksplorasi sisa suara pemilih yang tidak tertarik dengan issu agama dengan menjual program-program unggulan yang diyakininja akan kembali bisa meyakinkan pemilih di DKI (minus issu agama) dirinja tetap layak dipercaya untuk mengurus DKI satu periode ke depan.
5. Jika ini memang strategi jangan-jangan dia sudah memperhitungkan kalo mayoritas pemilih di DKI tidak akan memilih cagub hanja didasarkan pada faktor status agamanja semata bahkan ada pemilih yang memilih dengan mengabaikan faktor status agama sama sekali yang artinja jangan-jangan dia tetap yakin menang meski tidak dipilih oleh pemilih yang anti ke-KAFIR-annja.
Nah...
Sebagai orang yang tidak akan memilih AHOK saya sangat berharap Agus Harimurti Yudoyono bisa menjadi obsi bagi pemilih DKI yang tidak suka pada AHOK karena ke-KAFIR-annja.
Kenapa saya cenderung pada Agus-Sylvi sebagai obsi untuk berpaling dari AHOK? Karena jika kita menoleh ke belakang, jika mau jujur, yang membawa AHOK ke DKI itu PRABOWO dan MEGAWATI, jadi atas dasar itu Penolakan terhadap AHOK karena faktor kafirnja bisa (dituding) politis jika kita melihat hari ini dilakukan oleh orang-orang yang mendukung Prabowo yang mendukung Anies-Sandi, sehingga terkesan seperti menjilat ludah sendiri, dulu dinaikkan tanpa meributkan faktor agamanja, sekarang menolak dengan didasarkan pada alasan-alasan agama, artinja ada ketidak konsistenan yang diperlihatkan dibalik penolakan tersebut.
#AHYUNTUKDKISATU2017
#AGUSSYLVYOKE
#PILKADADKI
#DKI1