KRITIKLAH DENGAN
OBJEKTIF DAN JAWABLAH DENGAN ELEGANT!
ATAU NEGERI INI AKAN
PHAK LUYAK!
Tontonan Baru....
Fenomena di Negeri Dongeng dengan
sejuta masalah!
Pemerintah dikritik? Ah.. itu wajar mas
broo..
Di Negara demokrasi kritik mengkritik itu adalah hal jang sangat-sangat wajar
terjadi bahkan itu adalah salah satu ciri jang membedakan negara demokrasi
dengan negara otoriter.
Kalo di negara otoriter kritik sama undangan "kematian", terlalu
seramkah? Begitulah kira-kira,
baca sejarah...
KRITIKLAH DENGAN OBJEKTIF!
Seharusnja kritikan jang diberikan oleh fihak-fihak tertentu
kepada fihak lain haruslah objektif. Jangan tendensius
gitu lah broo..., hal ini penting agar kritikan tersebut jang
"seharusnja" bertujuan untuk menjelesaikan permasalahan jang terjadi
"setidaknja" jang menurut para kritikus itu salah bukan malah
kemudian menimbulkan persoalan baru, misalnja kritik jang dilakukan oleh
"kelompok" jang menamakan dirinja Badan Penjelamat
Pemerintahan Negeri Dongeng, atau "tekanan" jang diberikan
oleh media tertentu, itu bagus (lha kok bagus sih
brooe???) untuk memperbaiki kinerja pemerintahan "jika dan hanya
jika" kritikan itu benar-benar objektif dan tidak untuk menimbulkan
persoalan baru, misalnja jang "dipaksa" mundur itu hanja Radja Negeri Dongeng sahaja dan
"anehnja?" sama sekali "tidak menjentuh" Wakil Radja di
negri terkait.
Lha emangnja ndak boleh yah?
Pada dasarnja jika pemerintahan jang berjalan dianggap gagal maka kritikan itu
merupakan sebuah keniscayaan, agar pihak jang sedang memegang kekuasaan
menjadari bahwa kinerja mereka tidak sesuai dengan harapan rakjat (jika
kritikan itu murni untuk membela rakjat), namun ketika kritikan itu hanja
ditujukan kepada "sebagian" fihak tertentu sahaja maka terkesan
sangat tidak objektif dan sangat-sangat tendensius (meskipun) hal ini berulang
kali dibantah oleh fihak terkait.
Sehingga dengan adanja kritikan "tidak objektif"
ini malah menimbulkan berbagai tanggapan jang berujung pada persoalan
baru, "awak ju troen Radjanjan kelompok si pulan, agen si
pulen, awak mita peng" kata si
Fulan dan berbagai "tanggapan" lainnja jang kemungkinan
ditafsirkan oleh si Fulen. Padahal dengan kondisi dan sistem jang berlaku
di Negeri Dongeng itu Radja
dan Wakil Radja merupakan eksekutif jang dipilih satu paket, nah Radja kok
dipilih? Kan di Negeri Dongeng broo ceritanja nie…hehe
Jadi kalo memang pemerintahan dianggap gagal, maka kritikan itu
"pemaksaan" mundur tersebut harus ditujukan kepada kedua-duanja
(Radja dan Wakil Radja) bukan malah menimbulkan "aroma" tak sedap
jang sangat merugikan "pengkritik dan jang dikritik". Kecuali
kesalahan jang dilakukan "murni" oleh salah satu fihak.
Kenapa pengkritik rugi?
Karena kritikannja dianggap tendensius dan tidak objektif
sehingga "akan menambah alasan" untuk diabaikan atau bahkan
menghilangkan kepercayaan kepada fihak pengkritik.
Lha ini menjangkut kredibilitas dan harga diri lho sebagai
kritikus broo...
Lha jang dikritik apa ruginja?
Sementara bagi jang dikritik, Radja misalnja dalam hal ini
"tidak" tertutup kemungkinan malah akan mencurigai bahwa para
pengkritik itu adalah "pesanan" pihak tertentu misalnya "Wakil
Radja" atau fihak lainnja jang tidak senang dengan dia, sehingga dia abai dan bisa saja (kalo kritikan itu benar) ia telah membuang kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dan kinerjanja atau bahkan akan
menimbulkan saling curiga dan berujung pada perpecahan dan saling menjalahkan.
Atau jangan-jangan "perpecahan" inilah jang sedang
diharapkan oleh fihak-fihak tertentu).
Bisa jadi kan mas broo?
Sehingga kisruh atau kritik jang terjadi "atau
sengaja dilakukan" antar para fihak itu pada akhirnja akan
menghambat atau memperburuk "lagi" kinerja pemerintahan jang memang
sudah Phak Luyak ini, sehingga tujuan "ideal' dari sebuah kritikan untuk memperbaiki
keadaan malah menimbulkan persoalan baru dengan kerugian jang lebih besar.
Lha kalo udah terus-terusan dikritik atau ditekan gimana nih?
JAWABLAH KRITIKAN DENGAN ELEGANT!
Di sisi lain, pihak jang dikritik seharusnja dapat menjadikan
kritikan tersebut sebagai tambahan energy positif untuk dapat menunjukkan
kinerja jang lebih baik,
Dituduh korupsi? Misalnja dalam pengadaan mobil pengangkut
air di sawah atau Mobil Sedot WC umum misalkan atau bahkan Mobil Pemadam
Kebakaran (DAMKAR) sekalipun, seperti jang lagi hangat di negeri tetangga
kita sekarang, maka Jawablah dengan menunjukkan fakta jang sebenarnja yaitu
dengan mewujudkan transparansi dalam setiap "program" jang dijalankan
pemerintah, kalo "merasa" benar kenapa harus takut untuk
mempublis??? atau jangan-jangan...
Atau fihak terkritik misalnja dituding lamban? Jawablah
dengan kinerja jang lebih cepat dan responsive.
Dituding nepotisme dalam perekrutan penjabat?
Misalkan, Nepotisme dalam penunjukan pelaksana projek tertentu misalnja,
Jawablah dengan memberikan fakta jang sesungguhnya terjadi "jika"
memang perekrutan itu dilakukan secara objektif berdasarkan kompetensi jang
dibutuhkan, sehingga tudingan adanja pengaruh unsur "ashabiyah" atau nepotisme
tersebut bisa terbantahkan.
Jika merasa sudah bekerja seperti seharusnja kenapa harus
didiamkan? ditutup-tutupi? bukankah itu akan menjustifikasi tuduhan pengkritik?
jang akhirnja malah akan menjadi bumerang jang lebih besar? atau jangan-jangan...
Sehingga jika sudah bisa menjawab kritik dengan cara-cara
jang elegant seperti itu maka para pengkritik dan jang dikritik atau bahkan
semua fihak dapat mendapatkan sesuatu jang lebih jelas dan baik, sehingga tidak
terlalu lama larut dalam kecurigaan, serta dapat menumbuhkan kepercayaan dari
publik jang ujung-ujungnja dapat mendorong kinerja pemerintah itu
sendiri,
Sehingga rakjat sejahtera
Serta kekuasaan tetap di tangan
anda!
Persoalan selanjutnja:
Seberapa mampukah yang dikritik atau ditekan dan jajarannja
di pemerintahan Negeri Dongeng ini mampu
menjawab kritikan tersebut dengan cara elegant?
Kalo kritikan/tudingan itu salah, maka buktikan dengan fakta
sebaliknya.
Jika merasa kritikan/tudingan itu benar adanja, maka
perbaikilah, sebelum keadaan jadi lebih buruk.
Atau mundur saja sekalian kalo memang tidak mampu menjawab dengan cara yang
elegant.
Anda akan tetap dihormati kok!
Sehingga setelah jang dikritik/dituding "bersalah?" mudur, maka rakjat
akan bisa menilai sendiri, jika ternjata pemerintahan jadi lebih baik tanpa
anda berarti anda harus ucapkan terima kasih dan selamat kepada
pengkritik, karena telah mampu membangun negeri ini.
Toh anda di situ kan untuk Rakjat Juga???
Tapi jika setelah jang dikritik mundur, ternjata pemerintahan
tidak juga membaik, maka rakjat akan menghukum pengkritik dengan cara mereka
sendiri dan akan berterima kasih kepada anda yang telah menunjukkan sikap yang
sangat dewasa dan elegant!
Kalo salah kenapa harus didiamin mas broe?
dan
Kalo benar kenapa harus lari?
BERHENTILAH MENCARI KAMBING HITAM ATAS KEGAGALAN INI!
hehe...Ntahlah...
Semoga ke depan keadaan tidak lebih buruk dari hari ini!
dan Negeri ini tidak Phak Luyak!
Serius kali mas broo?
Ini cuma cerita di Negeri Dongeng Kok!
SEMOGA DI ACEH TIDAK ADA CERITA SEPERTI INI!
Karena Anak Cucu Kita Siap Menghukum!